Pengalaman Perjalanan dengan Subway dan Night Bus di Jepang

Akhir April tahun 2015, alhamdulillah saya dan suami bisa mengeksplor 3 kota di Jepang: Osaka, Kyoto, dan Tokyo (still wish to be there again one day! Sumpah deh, gak akan pernah cukup dan jera).
Sudah menjadi kebiasaan kami berdua jika kami jalan-jalan ke suatu tempat, berkunjung ke tempat-tempat wisatanya tidak selalu menjadi tujuan utama. Yang paling penting adalah bagaimana kami merasakan kehidupan sehari-hari di sana. Indeed, the utmost goals of our travelling are actually to feel and to experience. Jadi, jangan harap ada cerita kami pergi ke Disneyland di Jepang dan semacamnya (hahaha, kalau cuma mau main-main wahana gak usah jauh-jauh gan...). Tapi bukan berarti gak boleh sih... kan tujuan orang dan kesenangan orang beda-beda sih...

Okay, now straight to the point ya, karena lumayan banyak yang lagi nunggu tulisan tentang transportasi saya selama travelling di Jepang (cieee....wkwkwk).
Perjalanan kami, umumnya terbagi menjadi tiga (berdasarkan transportasi yang kami gunakan/tidak): 


1. Subway (mostly)

2. Night Bus

3. Jalan Kaki, gan! sampai 2 kilo atau 3 kilo bolak-balik. 


1. SUBWAY

Subway adalah moda transportasi sejuta umat di Jepang, hahaha. Hampir semua perjalanan orang Jepang, jauh atau dekat, mereka memanfaatkan kereta. Saking reliable-nya moda transportasi ini, jangan harap ada kemacetan di jalanan Jepang. Padahal, jika mau dibandingkan, ambil contoh yaa Tokyo.. Tokyo itu sebenarnya adalah Kota Megapolitan no. 1 di dunia, karena populasinya adalah 30 juta orang, atau kota terpadat no. 1 di dunia, tapi selama saya di sana sama sekali tidak melihat kesemrawutan lalu lintas kota Tokyo. Kenapa bisa demikian? Menurut saya pribadi (jadi jangan protes, hehehe), ini karena kemacetan lalu lintas berhasil mereka pindahkan dengan sempurna ke stasiun-stasiun kereta mereka. Ya! Lalu lintas orang-orang di stasiun, seperti ini nih: 



Saya tidak akan terlalu banyak membahas sistemnya ya. Sesuai dengan judul blog saya yaitu catatan sederhana (jadi walaupun panjang tetap harus sederhana, yaitu berdasarkan pengalaman saja). Jadi, tidak perlu kita terlalu mengetahui perusahaan-perusahaan yang mengelola subway Jepang, biar jadi urusan mereka saja hahahaha, yang penting di sini kita tahu dan share agar kalian gak bingung harus bagaimana. 

Apa sih yang saya potret kok begini? Hampir semua hal saya potret selama jalan di Jepang. Seperti lagunya Aerosmith, "Don't Wanna Miss a Thing".
Sebenarnya yang ingin saya keep adalah signboard biru putih itu, yang kalau dibaca: 

JR - Shinimamiya. 
Bisa dibilang, bahwa Shinimamiya adalah daerah pertama yang saya singgahi setelah sampai di Osaka. Saya memilih stay di sebuah penginapan di sana.
Ok, kembali ke pembahasan signboard tadi. Nah, kalau menemukan/ mengikuti signboard ini, berarti kita akan menuju ke stasiun. sebab, JR adalah salah satu department yang menjalankan layanan transportasi ini dan umumnya kereta yang dikelola JR itu dikenal lebih ramah di kantong kita (baca: penting itu!).

Gambar di atas ini adalah hasil screenshot saya di aplikasi Tabimori (bagi yang belum tahu Tabimori, silakan baca-baca dulu di post saya sebelumnya tentang cara menggunakan Aplikasi Tabimori karena sangat berguna selama travelling di Jepang). 
Kembali ke masalah JR. Gambar di atas menunjukkan salah satu contoh, pilihan di berikan pada kita oleh tabimori bahwa jika ingin menuju ke stasiun Shinjuku-Gyoemmae dari Ikebukuro, kita disarankan ikut kereta di arah JR Yamanote Line yang dikelola oleh JR department. Selanjutnya ganti kereta di stasiun Shinjuku, di arah Tokyo Metro Marunouchi Line, yang dikelolah oleh Private Local.
Tetapi bukan berarti kita harus selalu ikuti pilihan yang menampilkan JR di hasil search transfer guide Tabimori kita.
Ada pilihan lain yang ditawarkan oleh tabimori yaitu di gambar berikut ini: 

coba bandingkan biaya yang harus kita keluarkan, pilihan pertama di atas adalah 300 yen, sedangkan pilihan kedua adalah 170 yen. Pastinya kita pilih yang kedua, ya kan?

Ok, itu sekadar contoh bahwa kereta di Jepang bermacam-macam. Memahami map subway seperti di bawah ini. itu tidak cukup jika kita tidak melengkapi diri dengan Tabimori selama perjalanan dengan subway. Karena tabimori lah yang akan memberikan kita petunjuk kita harus ke mana. Karena stasiun di Jepang ramainya minta ampun... dan tentu saja banyak jalan bercabang di dalam stasiun bergantung pada "Line" apa yang harus kita ikuti.
Tulisan-tulisan seperti ini yang wajib kita perhatikan:



Ketika sudah sampai di peron berdasarkan line yang harus kita ikuti, perhatikan kembali apakah tujuan kita sudah benar. Di peron no. 3 tertulis Yamatoji Line dan Osaka Loop Line. Nah, kita harus naik kereta yang datang di peron 3 ini jika dari hasil tabimori menunjukkan bahwa kita harus ikut Yamatoji Line atau Osaka Loop Line.
Sebenarnya sistem seperti sudah umum digunakan di moda transportasi subway. Tapi jika belum pernah mengalami subway sebelumnya tentu saja perlu membiasakan diri karena awal-awal masih adaptasi. Saya bahas mendetail begini tentu saja untuk memudahkan terutama pembaca yang belum pernah mencoba subway, berhubung di negara kita memang tidak ada, jadi wajar jika kita awalnya harus adaptasi. 



Tokyo Subway Map
Di kota Megapolitan seperti Tokyo, tentu subway map nya terlihat jauh lebih rumit, daripada Osaka: 
Map seperti di atas perlu ada di tangan kita selama travelling di sana. Fungsinya, kita bisa melihat apakah tempat yang kita tuju itu cukup dekat ataukah jauh dari stasiun terdekat di mana kita berada. Contoh gampangnya, seperti pengalaman saya: karena selama di Tokyo kami stayed di Ikebukuro (perhatikan kata Ikebukuro di sebelah kiri atas), nah jika kami ingin ke Shinjuku, atau ke Shibuya, ternyata cukup dekatlah... hanya perlu melewati 2 stasiun menuju Shinjuku. Dan dari Shinjuku hanya perlu melewati 2 stasiun lagi menuju Shibuya (letak Simpang 5 terpadat di dunia!!!!! dan juga patung Anjing Hachiko yang legendaris itu).
Beda lagi kalau kita ingin jalan-jalan ke Asakusa (baca di kanan atas di map), maka letaknya jauh berseberangan. Jadi kita bisa pertimbangkan terlebih dahulu sebelum pergi.
Untuk prosedur menggunakan subway mudah kok. Begitu masuk stasiun, yang pertama harus kita tuju adalah mesin tempat kita membeli tiket. Pemakaiannya secara mandiri. Jangan khawatir, karena di layar ada pilihan "English" kok. Mesin tiketing nya seperti ini:                                                                                                                                                       
l.
Setelah melihat hasil dari tabimori, di mesin ticketing kita pencet pilihan biaya yang muncul berdasarkan hasil di tabimori yang kita pilih. 
Tiket yang keciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiil sekali akan muncul. 

Jangan sampai hilang yaaa tiketnya hingga stasiun tujuan, karena akan kita gunakan untuk keluar dari stasiun. 
Next, tentu saja submitting tiket melalui gate-gate seperti ini: 

 gate-gate seperti ini tidak hanya akan kita temui di satu bagian stasiun saja., jadi jangan sampai masuk melalui jalur/Line yang keliru yaaaaa.

Oia, tiketnya tinggal dimasukkan di lubang khusus di gate di gambar itu lalu dia akan keluar di sisi depan, jangan lupa diambil dan disimpan yaaaa







And tadaaaaaaa..... keretanya datang.... Look how they abide by the rules!!! Mereka tidak akan bergerombol di depan gate peron kereta, karena kesempatan akan diberikan pada para penumpang yang akan keluar dari kereta terlebih dahulu. Itu yang mesti masyarakat tiru dari mereka yaaaa.....

Ya beginilah situasi yang saya capture di dalam subway. 





Beberapa contoh signboards yang akan kita temui di stasiun.












Wah cukup panjang saya membahas pengalaman menggunakan subway. kita beralih ke pengalaman saya selanjutnya yaa.

2. NIGHT BUS
Pengalaman saya menggunakan Night Bus bisa dibilang sangat menyenangkan.... kok bisa sih....? Padahal kan malam hari gak bisa menampak apa-apa dari bus. Ya, night bus umumnya digunakan untuk perjalanan antar kota di Jepang yang start dari jam 10 - 12 malam dan tiba di kota tujuan di awal pagi hari. 

Segala macamnya di 
Jepang memang terbukti on time. 
Tertulis di tiket bus saya departure time nya 11
:10 pm, maka benar-benar berangkat pada jam dan menit itu. 
Estimasi arrival 7
:10, maka tibanya juga tepat waktu jika tidak lebih awal. 
Satu kata, sugoi
!


Itulah penampakan salah satu Night Bus yang saya gunakan. Night adalah pilihan yang bagus untuk travellers. Kenapa?
Yang pertama, berangkat malam hari dan tiba di kota tujuan di awal pagi hari... membuat kita jadi bisa menghemat biaya penginapan kan... hahahaha. Jadi kita bisa tidur di bus. Dan ketika hari sudah mulai terang, kita bisa menikmati pemandangan di lalu lintas kota di Jepang yang dilalui. Jadi merasakan traffic Jepang yang lancar deh...

Kedua, menghemat biaya transportasi. Iyalah..... masa mau naik shinkansen... mahalllllllll hehehheeh.
Kami pengalaman naik night bus itu 2 kali, yaitu dari Kyoto ke Tokyo, lalu dari Tokyo ke Osaka. Kalau naik Shinkansen.... wiiiiihhh biayanya bisa jutaan. Dan pilihan kereta ke luar kota memang hanya Shinkansen.
Oia, saya sudah booking night bus itu sejak dari rumah lhoooo..... online. Bisa? Bisa dong...
Apalagi itinerary juga sudah saya persiapkan dari rumah, dan sudah browsing berhari-hari sebelum berangkat, jadi sudah melihat biaya yang bikin mulessss kalau naik Shinkansen. Awalnya galau bagaimana mau ke Tokyo jika biaya pakai Shinkansen mahal.... akhirnya menemukan pilihan transportasi Night bus ini... sugoiiiii

Nah, next saya akan berbagi pengalaman saya bagaimana cara booking tiket Night Bus yaaaa. Dan prosedur-prosedur yang saya lewati. Don't miss it!

Cara Booking Night Bus di Jepang

3. Jalan Kaki!
Nah, cara yang ini akan banyak saya ceritakan juga di post yang lain karena post ini sudah terlalu panjang, pembaca bisa cape. hehehe. intinya kami pernah dan berkali-kali juga sih memilih berjalan hingga 2 km ke mana-mana deh, karena menikmati kota Jepang dengan berjalan kaki itu asyiiiiiik sekali lhoo... you can really feel it, you can really experience it!!!!

Jangan lupa baca juga posts saya tentang
Persiapan ke Jepang (Pre-Departure 1)
Persiapan ke Jepang (Pre-Departure 2)
Fungsi Cara Menggunakan Tabimori 

Previous
Next Post »